4.12 Membuat dokumen tahap praproduksi
A. Indikator Pencapaian kompetensi (IPK)
1. Peserta didik memahami presentasi video,
jenis, fungsi dan cirinya.
2. Peserta didik menganalisi perancangan dokumen
tahap praproduksi.
3. Peserta didik menjelaskan rancangan dokumen
tahap praproduksi.
4. Menjelaskan kemudahan dalam pemanfaatan visualisasi konsep yang
ada dilingkungan sekolah.
5. Peserta didik membuat menyusun rancangan
dokumen pra-produks.
6. Peserta didik membuat dokumen praproduksi.
7. Menentukan visualisasi konsep yang tepat di
lingkungan sekolah.
8. Menerapkan pemanfaatan
visualisasi konsep yang terdapat dilingkungan sekolah secara
kontekstual dan real.
B. Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat
bekerjasama dalam kerja kelompok untuk
menemukan konsep rancangan dokumen praproduksi dan
membuat dokumen praproduksi pada pemanfaatan Visualisasi konsep di lingkungan
sekolah, serta mampu menerapkannya dalam memenyelesaikan masalah-masalah
kontekstual.
C. Materi
pembelajaran
VISUALISASI KONSEP
Makna Visualisasi
konsep adalah bahwa : Manusia adalah makhluk
bernalar dan bermoral, yang menyukai segala
sesuai gagasan dalam bentuk tiga dimensi
Dimana :
1. Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dan harapan.
2. Ide merupakan lintasan imaji sesaat ketika manusia berfikir keras.
3. Gagasan merupakan hasil
kerja nalar, pengembangan dari ide.
4. Setiap pilihan solusi
harus dipertimbangkan baik-buruk sebelum dilaksanakan.
Catatan : form follows
function artinya bentuk mengikuti fungsi.
Bentuk gagasan manusia
diaudio visualkan dalam bentuk vidio presentasi, yaitu :
1. Video proses yang pengambilan gambarnya
dilakukan dengan kamera video, baik yang terpasang pada telpon genggam dan
perangkat gaget lainnya, maupun pada kamera khusus untuk
perekaman video, termasuk camcorder.
2. Screen recording adalah
pengambilan gambar dari layar komputer dengan menggunakan aplikasi rekam layar
dan dapat ditambahkan penggunaan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang
sengaja dipasang untuk perekaman gambar.
Pengertian yaitu Video untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan.
Fungsi Presentasi Video yaitu sarana/alat
komunikasi.
A. JENIS VIDEO
Berdasarkan tujuan
pembuatannya, video dapat diperuntukkan:
1. Cerita
Video yang bertujuan
untuk memaparkan cerita.
2. Dokumenter
Video yang bertujuan
merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam kehidupan nyata.
2. Berita
Video yang bertujuan
memaparkan sebuah berita.
3. Pembelajaran
Video yang bertujuan
untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap dan dapat dimainkan
ulang.
4. Presentasi
Video yang bertujuan
untuk mengomunikasikan ide atau gagasan.
B. CIRI-CIRI
PRESENTASI VIDEO.
Berbagi informasi kepada
pihak lain merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, terutama setelah
memasuki era informasi. Salah satu bentuk berbagi informasi adalah
mengomunikasikan gagasan atau konsep. Dalam perkembangannya, mengomunikasikan
gagasan atau konsep memiliki tujuan memasarkan produk. Bahkan
tujuan-tujuan yang tersirat lainnya sering bersembunyi di balik tujuan
tersebut.
Di antara para penggagas
dan (sedikit) penyusun konsep justru kemampuan mengomunikasikan ini menjadi
salah satu kelemahan. Banyak para pembuat produk yang tidak mampu
mengomunikasikan produknya dengan baik atau tidak memiliki waktu banyak
mengomunikasikan produknya dengan cara yang ‘menjual’. Bahkan banyak para
penggagas yang tidak mengacuhkan kemampuan berkomunikasi.
Salah satu tujuan
presentasi video adalah membantu mengomunikasikan gagasan atau konsep melalui
video, sebagai media dengar-pandang (audio-visual). Gagasan berbentuk
produk benda jadi atau konsep dalam bentuk pelayanan (services) atau
cara kerja akan menjadi lebih mudah dikomunikasikan dalam bentuk presentasi
video.
Dengan demikian
ciri-ciri presentasi video adalah:
● Mengomunikasikan ide
● Menunjukkan solusi
● Mengomunikasikan
produk dan jasa
● Menunjukkan
cara kerja
Presentasi video
seyogyanya mudah dibuat, bersifat spontan, dan mengakomodasi ide pembuat. Alat
yang digunakan adalah alat yang tersedia dan terjangkau.
Proses pembuatan
presentasi video haruslah dirancang dalam bentuk sederhana dan memperhatikan
hal – hal berikut:
1. Tidak terpaku pada teknik pengambilan gambar
yang rumit;
2. Teknik pengambilan gambar harus menjamin
efektivitas komunikasi;
3. Pencetus ide harus terlibat dalam proses,
dapat berlaku sebagai sutradara ataupun pemain bahkan sebagai editor.
Hal yang harus
diperhatikan pada presentasi video produk benda jadi atau cara kerja.
1. Alur presentasi logis, dimulai dari masalah
(bila perlu didramatisasi seperlunya), ditunjukkan solusinya berupa gagasan
yang akan dikemukakan.
2. Menggunakan urutan (sequence) naratif,
urutan deskriptif, dan urutan penjelasan (explanatory) dengan titik
berat pada urutan deskriptif.
3. Urutan terjaga kontinuitasnya.
4. Narasi hanya mengantar dan menjelaskan hal-hal
tertentu. Tidak mendominasi seluruh tayangan. Narasi menggunakan kata-kata
lugas dan bukan mengomentari tampilan gambar. Narasi dipersiapkan melalui
naskah narasi tersendiri. Penempatan kalimat kunci harus tepat, memiliki gaya
bercerita yang kuat.
5. Dapat menggunakan kesaksian orang terkenal,
atau ilmuwan atau praktisi.
6. Pada tahap simpulan, ditutup dengan narasi
yang kuat, berpengaruh, menggunakan gambar yang jelas, back sound yang
sesuai.
C. PROSES PENGAMBILAN GAMBAR
Produksi dimulai dari
merekam video dengan berdasarkan dan konsep yang sudah dirancang. Kemudian
proses rekaman baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh pendukung
bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi Anda harus menyiapkan:
1. Alat Perekam Gambar (Camcorder)
Kamerawan memerlukan
sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik, di
antaranya.
§ Kamera (camcorder) untuk merekam
gambar dan suara, contoh: kamera profesional, handycam.
§
Tripod, agar kamera tidak bergoyang.
§
Lampu kamera untuk menambah cahaya, dalam
kondisi kurang cahaya.
§
Mikropon untuk merekam suara ketika melakukan
pengambilan gambar.
2. Menangkap Gambar Dengan Kamera Handycam
Kamera merupakan salah
satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil
atau merekam adegan-adegan (kegiatan) yang diarahkan oleh sang sutradara
kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan.
Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kamerawan dan dioperasikan
sesuai dengan arahan sutradara. Seorang kamerawan perlu mengetahui jenis-jenis
kamera, mengenal teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, dan hal –
hal lain dalam pengambilan gambar.
Gambar II-1 Alat Penangkap
Gambar Jenis Handycam.
D. TEKNIK
MEMEGANG KAMERA VIDEO
1. Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu
tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan
tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak bergoyang. Dapat digerakkan
ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan atau
gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
2. Zoom
Hindarkan penggunaan teknik zoom untuk
merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar
untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar. Dalam proses melakuan zoom
in dan zoom out kamerawan terlebih dahulu harus
memastikan angel terakhir dari angel zoom tersebut.
3. Peraturan 5 detik
Peraturan penting dalam merekam adalah,
rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan gerakan kemera yang tidak
perlu. Selalu rekam satu adegan sekurang – kurangnya dalam 5 detik. Ini akan
memudahkan editor untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan.
Ingat untuk tetap menghitung dalam hati sampai 5 detik, meskipun pada kondisi
yang sulit. Rekam subyek Anda selama 5 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
3.
Fokus, Exposure dan
keseimbangan cerah putih (White Balance)
Hal
pertama yang harus dilakukan kamerawan sebelum mengambil gambar adalah
menyesuaikan “mata” kamera pada setiap kali pindah lokasi untuk pengambilan
gambar. Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh
dan dekat, fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang Anda inginkan untuk
direkam. Setiap kali kamerawan mengubah lokasi pengambilan gambar maka kondisi
cahaya pasti juga akan berubah, maka kamerawan perlu menyesuaikan keseimbangan
warna putih pada kamera. Proses ini disebut dengan mengatur keseimbangan cerah
putih (white balance) kamera.
4.
Tanggal dan Waktu
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu
pada layar yang terekam, ini akan membuat video sama sekali tidak dapat
digunakan. Penulisan tanggal dan waktu pada layar tidak membuktikan bahwa video
ini diambil pada saat yang tertulis di layar, karena bisa saja yang tertulis
tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan video tersebut pada tahun
1950, bisa saja setiap orang mengubah tanggal dan waktu tersebut. Namun,
sebaiknya Anda selalu merekam suara Anda pada awal pengambilan gambar yang
menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi Anda merekam gambar. Cara
inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat
pengambilan gambar.
5.
Gambar Pengisi (Cutaways)
Bila
Anda merekam sebuah objek, kegiatan ataupun wawancara Anda perlu mengambil
gambar yang lain. Sebagai contoh, bila Anda merekam sebuah wawancara Anda perlu
untuk merekam juga kantor orang yang Anda wawancarai atau sesuatu yang lain
untuk memberikan penjelasan tambahan bagi video wawancara Anda. Contoh lain,
bila Anda membuat video tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan
tempat mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakkan habitatnya, bila ada
ini akan membuat sebuah video lebih informatif.
E. PROSEDUR DASAR PENGGUNAAN CAMERA
1. Cara merekam gambar :
§
Hidupkan kamera
§
Atur viewfinder
§
Masukkan media simpan (kaset pita, kartu
memori, cd, dvd, hardisk, dll)
§
Atur ulang kode waktu/time code
§
Setiap mengambil gambar baru, rekam color
bars selama 10 detik, bila ada.
§
Atur white balance
§
Atur suara, pastikan level audio bergerak.
§
Pilih objek yang akan direkam
§
Atur fokus
§
Perhatikan “bingkai” dan komposisi
§
Tekan tombol record
§
Rekam gambar yang diinginkan
§
Tekan kembali tombol record atau stop untuk
berhenti
2. Cara mengatur fokus
§
Zoom in ke
arah objek/subjek yang akan direkam.
§
Bila menggunakan manual fokus, atur fokus
hingga gambarnya terlihat jelas.
§
Ukur gambar yang diinginkan.
§
Pengoperasian harus diulang untuk setiap
gambar yang akan direkam.
F. MENANGKAP GAMBAR DENGAN TELEPON GENGGAM (Handphone).
Mengabadikan gambar saat
ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon genggam (Handphone)
yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video. Berikut adalah tips menangkap
gambar dengan menggunakan Handphone:
1) Lebih dekat ke obyek
Ponsel kamera yang
beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi
pastikan Anda mendekati objek yang akan direkam.
2) Hati-hati dengan cahaya
Cobalah untuk mengambil
gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah terpaan sinar
matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena obyek akan menjadi
gelap. Sebaiknya obyek menghadap sumber cahaya.
3) Keseimbangan
Jaga keseimbangan,
usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini untuk menjaga
agar gambar yang dihasilkan stabil, tidak goyang.
4) Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan diri ke objek
dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom.
Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang
G. UKURAN GAMBAR
Ukuran gambar biasanya
dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi
objek. Ukuran pengambilan gambar selalu berkaitan dengan ukuran tubuh manusia.
Terdapat bermacam-macam istilah antara lain pada tabel berikut.
TABEL ISTILAH UKURAN
GAMBAR
H. Tahapan dalam Pra-Produksi
1. ANALISIS IDE CERITA.
Sebelum membuat cerita
film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan,
mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan
pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus,
terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan
pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan
pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya
langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber
antara lain:
a. Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
b. Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang
menarik untuk difilmkan.
c. Cerita rakyat atau dongeng.
d. Biografi seorang terkenal atau berjasa.
e. Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau
novel.
f. Dari kajian musik, dll.
2. MENYIAPKAN NASKAH SKENARIO
Jika penulis naskah
sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel
ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah
disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk
mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
3. MEREKRUT PEKERJA FILM ( CREW )
a. Menyeleksi kru dari tiap departemen.
b. Menentukan kru dari hasil show reel ( report
produksi).
c. Menetapkan komposisi kru berdasarkan anggaran.
d. Menyusun tim produksi.
1) Tim Non Artistik yang meliputi :
§
Producer
§
Executive Producer
§
Line Producer
§
Production Manager dan Unit Manager
2) Tim Artistik yang meliputi
§
Sutradara, Asisten Sutradara dan Pencatat
Skrip
§
Penata Kamera, Asisten Kamera dan Still Photo
§
Penata Artistik, Penata Rias dan Busana
§
Penata Lampu
§
Penata Suara da Penata Musik
§
Penata Editing
4. MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING.
Jadwal atau working
schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya dan
peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk
jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil
kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal
pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
a. Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan
pemain.
b. Penyediaan kaset video.
c. Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
d. Penyediaan property, kostum, make-up.
e. Honor untuk pemain, konsumsi.
f. Akomodasi dan transportasi.
g. Menyewa alat jika tidak tersedia.
5. HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari
lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di
tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu
jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena
tidak memiliki ijin.
Dalam hunting lokasi
perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan
saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan
skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika
biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak
biaya.
6. MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan mencari
pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat
diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau
menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi
tanggung jawab tim property dan artistik.
7. MENYIAPKAN PERALATAN.
Untuk mendapatkan hasil
film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas.
Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
a. Clipboard.
b. Proyektor.
c. Lampu.
d. Kabel Roll.
e. TV Monitor.
f. Kamera video S-VHS atau Handycam.
g. Pita/Tape.
h. Mikrophone clip-on wireless.
i. Tripod Kamera.
j. Tripod Lampu.
8.
CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari
pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun
dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup
diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari
segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
Sumber :
Buku Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar